BRN | JAKARTA – Ramai berseliweran dimedia tentang adanya kekisruhan di PRJ tentang Kerak Telor dan Kuliner Betawi, ketua umum KERABAT (Kerukunan Anak Betawi) Martadi soroti statment orang orang yang mengaku anak Betawi.
“Sekarang banyak saya perhatikan orang-orang asal njeplak aja ngaku anak Betawi” kata Bang Adong panggilan akrab Matadi, Selasa (20/06/2023).
“Bukan anak Betawi aja sok-sok ngaku anak Betawi” imbuhnya melanjutkan.
“Saya ini selaku salah satu ormas pendiri Bamus Betawi aja ga pernah pusing soal bagaimana penyelenggaraan di PRJ khususnya di Kampoeng Betawi” jelas Adong.
“Kadang-kadang mereka itu ribut kan karena ga kebagian atau kurang banyak bagiannya” kata Adong menyesalkan.
Terkait adanya kekisruhan beberapa hari lalu, sosok anak Betawi yang sudah puluhan tahun terlibat di Bamus Betawi, Adong setuju jika tata kelola tersebut ditinjau kembali.
“Tapi jika memang ada kesalahan tata kelola, saya sangat setuju dan mendukung untuk ditinjau kembali dimana kesalahan tersebut agar dikemudian hari tidak terulang kembali seperti sekarang ini” pinta Adong.
Ketua umum KERABAT inipun menyesalkan tata kelola Kampoeng Betawi yang tidak sesuai harapan anak-anak Betawi terutama para pedagang kuliner khas Betawi.
Selain ketua umum KERABAT, salah satu barisan muda seperti ketua umum GEMUIS (Gerakan Pemuda Islam), Mujahidin Jenar, juga mengungkapkan rasa kekecewaannya.
“Pengelolaan even tahunan promosi seni budaya di Kampoeng Betawi area PRJ bukan hanya hak sekelompok orang saja” kata Mujahidin.
“Karena ada partisipasi aktif seluruh ormas-ormas Betawi yang menjadi pendukung Bamus Betawi” lanjut Mujahidin menegaskan.
Melalui pesan tertulisnya, ketua umum GEMUIS inipun meminta agar hak-hak ormas Betawi agar diberikan secara terbuka dan tanpa kecuali.
“Oleh karena itu saya minta agar hak-hak ormas pendukung harus diberikan dan disampaikan secara terbuka dan tanpa pengecualian. Bukan terselubung apalagi umpet-umpetan” pinta Mujahidin.
Menurut bang Adong, sebagai salah satu pendiri Bamus Betawi yang telah mengikuti perjalanan panjang sejak Bamus Betawi masih berkantor di Sick Cikini, Gg. Warung Buncit, lalu pindah ke Ruko Kelapa Gading hingga kini berkantor di lantai 9 Gedung Prasada Sasana Karya di Jl. Suryopranoto No. 8 Jakarta Pusat saat ini, dia sangat menyesalkan atas pristiwa yang terjadi akibat tata kelola yang kurang transparan.
“Ngakunya anak Betawi dan mau memajukan budaya dan kuliner Betawi. Koq justru kayak gini. Gimana sih apa perlu saya turun tangan?” gerutu Adong seraya bertanya.
Hinga berita ini diturunkan, baik pihak pengelola Pekan Raya Jakarta maupun pihak EO selaku pelaksana penyelengara Kampoeng Betawi masih belum dapat dihubungi untuk dimintai klarifikasinya.
*(LI)