October 18, 2024

BRN | JAKARTA – Terpilihnya H. Riano Ahmad secara aklamasi pada Mubes ke VIII Bamus Betawi di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah pada Rabu 30 Agustus 2023 menjadi tonggak sejarah Reformasinya Bamus Betawi.

Penyelenggaraan Mubes tersebut yang diketahui dihadiri oleh 2 pendiri dan para tokoh Betawi lainnya berjalan tertib, aman dan lancar.

Tokoh kedua pendiri tersebut adalah Mayjen TNI (Purn) H. Eddy Marzuki Nalapraya dan KH. Nuri Taher selaku ketua Majelis Adat Bamus Betawi.

Selain kedua tokoh tersebut, hadir juga tokoh-tokoh Betawi lainnya seperti Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Kebudayaan KH. Marullah Matali yang juga merupakan ketua wali amanah Majelis Kaum Betawi, ketua umum Bamus Suku Betawi 1982 haji Odink, anggota DPD RI Prof. Silviana Murni, Dr. Margani Mustar, Abdul Goni, Muhamad Ikhsan hingga mantan wakil gubernur DKI Reza Patria serta masih banyak tokoh Betawi lainnya.

Dalam berbagai pembukaan Mubes tersebut, Marullah menyampaikan pentingnya persatuan, kesatuan dan kekompakan sesama anak Betawi.

“Alhamdulillah disini layang-layang bisa berkumpul semua sebagai bukti bahwa layang-layang Betawi kompak. Karena saya lihat disini banyak tokoh-tokoh Betawi dan hadirnya 2 pemimpin Bamus Betawi” ungkap Marullah, Rabu (30/08/2023).

Deputi Gubernur Bidang Budaya dan Pariwisata DKI Jakarta, Marullah Matali yang membuka kegiatan Mubes ke VIII Bamus Betawi, dirinya membayangkan bahwa saat ini Betawi sedang berada di persimpangan jalan. Jika mau lebih lanjut maka banyak kemajuan yang bisa dicapai. Namun jika tidak, bisa jadi akan mundur ke belakang.

Menurutnya, tema yang diangkat dalam Mubes Bamus Betawi ini sangat penting dalam upaya memperkokoh silaturahmi. Kehadiran Bamus Betawi sangat penting untuk terus memupuk persatuan agar menjadi wadah yang kokoh di depannya.

“Saya melihat masyarakat Betawi sangat guyub, salah satunya dalam Mubes ini menampilkan banyak ormas Betawi. Saya berharap Bamus Betawi menjadi barisan terdepan dan memberikan warna yang baik bagi pertumbuhan DKI Jakarta, oleh karena itu mari kita memperkokoh silaturahmi dan mewujudkan peradaban yang kuat,” pungkasnya.

Sementara Haji Nuri Taher, menceritakan sejarah berdiri dan perjalanan Bamus Betawi sekaligus mengulas pakta Integritas yang sebelumnya telah dibacakan oleh Yudistira sebagai materi acara yang wajib dibacakan dalam acara-acara serupa didalam Bamus Betawi.

Haji Nuri menceritakan bahwa dirinya denga Eddy Nalapraya serta beberapa tokoh Betawi yang telah wafat dan meninggalkan dirinya tentang tujuan didirikannya Bamus Betawi kali kala itu.

“Untuk kepentiangan kepengurusan legalitas ormas-ormas yang belum memimiliki legalitas kemarin sudah saya sumbangkan sebanyak 25 juta rupiah” kata Haji Nuri.

Jelang mubes kali ini, dirinya juga masih membantu menggelontorkan dana guna membantu biaya kepengurusan legalitas beberapa ormas yang belum melengkapinya.

Selain itu, ketua Majelis Adat Bamus Betawi inipun memberikan bantuan biaya yang cukup pantastis untuk meringankan beban panitia Mubes ke VIII Bamus Betawi.

Yang menarik perhatian ratusan peserta Mubes ke VIII tersebut adalah ketika ketua majelis adat Bamus Betawi tersebut mengatakan bahwa Riano selaku ketua umum Bamus Betawi tidak pernah menggunakan dana hibah yang selama ini sering menimbulkan polemik, fitnah dan Ghibah.

“Riano itu orang bae. Sampai saat ini die belum pernah menggunakan dana hibah” tegas babe haji Nuri.

Terkait bantuan tersebut juga dibenarkan oleh Munir Arsyad selaku ketua panitia pelaksana Mubes ke VIII tersebut.

“Benar kite menerima sumbangan dari babe aji Nuri Taher sebesar 50 juta” jawab Munir Arsyad.

“Alhamdulillah, karena kite memang tidak punya dana yang tersedia dalam kas organisasi. Maka oleh karena itulah kami bersepakat bahwa setiap calon ketua umum yang mau maju agar memberikan bantuan sebesar 100 juta sebagai syarat khusus selain syarat umum yaitu menyerahkan surat dukungan 30% dari Ormas yang tergabung di Bamus Betawi yang berjumlah kurang lebih sekitar 98 ormas Betawi” papar Munir Arsyad.

Salah satu peserta Mubes ke VIII Bamus Betawi, Jalih Pitoeng mewakili Seniman Intelektual Betawi (SIB) yang ditunjuk dan dipercaya untuk menyampaikan tanggapan terhadap Laporan Pertanggungjawaban Riano selaku ketua umum, menerima laporan pertanggungjawaban tersebut tanpa pengecualian.

“Saya tidak membahas seluruhnya dari ratusan butir yang tercatat dari 5 point yang disampaikan dalam LPJ ini” ungkap Jalih Pitoeng dari atas podium.

“Yang saya perhatikan adalah hal-hal yang terkait dengan aktivitas organisasi di tahun 2023 saja. Dimana ketua umum Bamus Betawi hasil Mubeslub tahun 2022 ini hanya melanjutkan tanggung jawab ketua umum sebelumnya yaitu almarhum bang haji Lulung yang sangat kita cintai” Jalih Pitoeng mengingatkan.

Usai acara Mubes ke VIII Bamus Betawi tersebut, Jalih Pitoeng juga sampaikan rasa syukur atas telah terpilihnya H. Riano. P. Ahmad sebagai ketua umum Bamus Betawi priode 2023-2028.

“Alhamdulillah semua berjalan dengan tertib, aman dan lancar” kata Jalih Pitoeng dipelataran sasana padepokan pencak silat Taman Mini Indonesia Indah, Rabu (30/08/2023).

“Karena saya dengar ada isyu bahwa ada oknum-oknum yang berupaya menggagalkan penyelenggaraan Mubes ini” lanjut Jalih Pitoeng.

Ditanya mengapa dirinya sangat mendukung Riano pada pemilihan ketua umum pada Mubes kali ini, Jalih Pitoeng menjawab bahwa dia telah menunggunya setahun lebih momentum seperti ini.

“Saya sudah melakukan komunikasi kepada beberapa tokoh petinggi Bamus Betawi sekaligus melakukan investigasi kebeberapa pihak” Jalih Pitoeng memaparkan.

“Terutama kepada pihak Kesbangpol” imbuhnya.

“Saya sudah menggali informasi kepada salah satu pejabat Kesbangpol. Dan beliau mengatakan bahwa satu rupiah pun Riano tidak pernah menerima dana hibah bagi Bamus Betawi” lanjut Jalih Pitoeng menegaskan.

Diminta pendapatnya soal persyaratan umum dan khusus calon ketua umum, Jalih Pitoeng justru balik bertanya.

“Bagaimana mau menjadi ketua umum, jika untuk mendapatkan dukungan 30 persen saja tidak mampu” Jalih Pitoeng balik bertanya.

“Karena itu adalah salah satu parameter kemampuan seseorang melakukan komunikasi secara konsolidatif kepada para pimpinan ormas guna meraih dukungan pada dirinya sendiri” pungkas Jalih Pitoeng. *(LI)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *