Jakarta | Beritarakyatnusantara.com –
Sabtu (15/10/2022), para tamu undang VIP dan komunitas pecinta wayang kulit dimanjakan pagelaran wayang kulit Milenial oleh KRT H.Ki Gunarto Gunodipuro SH MM.
Dalang yang bisa sabet sawengi ping seket tersebut menampilkan lakon “Gondomono Krido.”
Cuaca siang ini mendung gelap dan petir bersautan pertanda hujan deras turun dengan lebatnya.
Seluruh area Jakarta hujan lebat, tak terkecuali Tugu Proklamasi (Tuprok) Menteng Jakarta, dimana malamnya akan pagelaran budaya Nusantara dalam rangka ulang tahun paguyuban abdi dalem keraton Surakarta Kusumo Hondrowino DKI Jakarta.
Tepat pukul 16.00 hujan reda dan cuaca terang hingga acara berlangsung sampai pagi hari.
Ki Gunarto adalah juga Dalang Duta Budaya Eropa dan Jepang, belum lama ini mendapat gelar “Datuk Manggala Budaya Sastra Diraja” pada 31 desember 2021 tahun lalu.
Gelar tersebut diberikan oleh Yayasan Paguyuban Keraton Nusantara.
Acara berlangsung dikantor Kedaton Nusantara, Lubang Buaya Jakarta.
Gelar tersebut diberikan oleh kerajaan Palembang, karena beliau bisa mendalang dengan bahasa Indonesia sehingga para pemirsa bisa mengerti cerita dari pagelaran wayang kulit tersebut.
Hadir pula para undangan VIP wakil gubernur DKI Jakarta Ir.H.Ahmad Riza Patria MBA, KRT Drs.Leles Sudarmanto Dipuro M.Si ketum Paguyuban Jawatengah (PJT) bersama Sekjen PJT Ir.Frahma Alamiarso, hadir juga ketum Pepadi pusat H.Kondang Sutrisno SE, Mayjen purn Drs.Hendardji Soepandji ketum Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN).
Acara berlangsung meriah, dibuka dengan fashion show dan tarian Nusantara dari komunitas perempuan Cinta Kebaya dan Budaya (CKB), tari gambyong dari Kusumo Hondrowino, juga dalang Milenial.
Putra Gunung Kidul Jogyakarta tersebut sangat piawai saat pentas memainkan wayang demi wayang hingga sabetan sawengi ping seket itulah populer sebutan dalang hingga kini.
Berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia.
Layar telah kita gelar, biar bumi bergetar, bendera wayang telah berkibar, wayang memberikan kesejukan jiwa-jiwa yang keras, bagi hati yang membeku, bagi kepala yang membatu.
Menjadi perlambang bersatunya negara kesatuan Republik Indonesia.
Wayang kebangganku, wayang jiwaku, wayang jagatku.
(Christy)