BRN | Jakarta – Universitas Paramadina dan Konrad Adenauer Stiftung (KAS), Jerman menyelenggarakan acara diskusi panel dengan tajuk Global Economy: Reflections and Challenges for Indonesia post G20 Presidency pada hari Rabu 2 November 2022 bertempat di Hotel JS Luwansa, Jakarta.
Diskusi panel ini membahas tentang refleksi ekonomi Indonesia di tengah tekanan ekonomi dunia akibat pandemi Covid-19 serta perang Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan krisis pangan dunia. Diskusi ini pun menyoroti tantangan ekonomi Indonesia sebagai tuan rumah G20 serta dalam menyongsong pemilu 2024. Tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena ekonomi dan politik serta perubahan iklim membawa dampak cukup signifikan pada kekuatan dan ketahanan ekonomi Indonesia. Untuk itu diperlukan kerja sama berbagai pihak dalam mengembangkan ekonomi mikro serta usaha kecil dan menengah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Diskusi panel menghadirkan beberapa ekonom di antaranya Prof. Bambang Brojonegoro dan Bapak Wijanto Samirin yang juga merupakan dosen senior Universitas Paramadina.
Diskusi panel dibuka dengan keynote speech oleh Bapak Jusuf Kalla selaku Dewan Penasihat Yayasan Wakaf Paramadina. Beliau melakukan audiensi secara daring karena sedang berada di Bali untuk rangkaian acara R 20. Bapak Denis Suarsana sebagai Direktur KAS Indonesia dan Timor Leste serta Bapak Rektor Prof. Didik J. Rachbini, M.Sc., Ph.D membuka acara diskusi panel ini.
Ekonom senior Bambang Brojonegoro mengatakan bahwa stabilitas ekonomi Indonesia terjaga dengan 2I yaitu inflasi dan investasi. Inflasi harus dikendalikan untuk menjaga daya beli masyarakat. Investasi pun harus ditingkatkan sebagai instrumen jangka panjang, membuka lapangan kerja, dan menjaga tingkat out flow capital.
Peserta terlihat antusiasi mengikuti acara yang sampai akhir.
Peserta yang hadir antara lain masyarakat umum, praktisi UMKM, ekonom, akademisi, mahasiswa, dan wartawan.
(Jurnalis Christy)