BRN | JAKARTA – Sudah merupakan agenda rutin tahunan penyelenggaraan Pekan Raya Jakarta dalam memeriahkan hari jadi kota Jakarta. Sejak yang pertama kalinya diselenggarakan pada tahun 1968 yang secara resmi dibuka oleh presiden kedua Republik Indonesia Soeharto, saat inipun telah dibuka oleh Presiden Jokowi pada 14 Juni yang baru saja berlalu.
Berbagai produk, baik dalam negeri maupun luar negeri hingga produk-produk impor disajikan dalam ajang Exhibisi yang sangat bergengsi ini. Mulai dari seluruh kebutuhan rumah tangga hingga kendaraan bermotor.
Tidak hanya produk barang dan jasa, tapi kuliner serta musik dan seni budaya juga ditampilkan pada gelaran pameran terbesar se Asia Tenggara di kawasan ex Bandara Internasional Kemayoran Jakarta Pusat.
Diatas lahan seluas 44 hektar yang dikelola oleh Jakarta Internasional Expo tersebut juga terdapat area khusus, unik dan menarik yaitu ‘Kampoeng Betawi’ namanya. Sebuah area yang menampilkan berbagai hiburan seni budaya khas Betawi sekaligus menyajikan beragam kuliner khas Betawi.
Dalam rangka mengisi liburan sekolah, salah satu sosok anak Betawi, Jalih Pitoeng mengajak seluruh warga Jakarta untuk berkunjung dan menikmati berbagai hiburan dan sajian kuliner di Kampoeng Betawi.
“Dalam rangka mengisi liburan sekolah saat ini, sudi kiranya para ibu, encang encing, nyak babe, mengajak keluarga dan sanak saudara untuk berkunjung ke Kampoeng Betawi” ajak Jalih Pitoeng, Jum’at (30/06/2023).
Pendiri sekaligus ketua umum AJIB (Aliansi Jurnalis Independen Betawi), Jalih Pitoeng merasa sangat terpanggil dan berkewajiban untuk berperan aktif menjaga dan melestarikan budaya tanah kelahirannya. Sehingga dirinya juga tak bosan-bosan mengajak para emak-emak untuk menunaikan tugas dan peran edukasinya kepada anak-anak dan generasi mendatang.
“Selain kita bisa menikmati berbagai hiburan dan kuliner khas Betawi, ini juga merupakan peran edukasi para orang tua kepada anak-anak dan generasi mendatang untuk mengenal dan melestarikan budaya Betawi sekaligus menjadi Wisata Budaya” Jalih Pitoeng memaparkan.
Salah satu pengelola Kampoeng Betawi, Farida Listuti mengatakan bahwa banyak hiburan yang telah dan akan ditampilkan termasuk penyajian kuliner khas Betawi.
“Disini kami menyajikan berbagai kuliner khas Betawi seperti; Dodol Betawi, Gado-gado, Asinan, Toge Goreng, Rengginang, Geplak, Selendang Mayang, Biji Ketapang hingga Akar Kelapa, juga akan ada penampilan berbagai kesenian Betawi” kata Farida
Farida Juga menuturkan bahwa malam minggu besok sesuai agenda acara, akan dimeriahkan dengan berbagai tarian khas Betawi.
“Malam minggu besok acara di Kampoeng Betawi juga akan dimeriahkan oleh berbagai pagelara seni budaya Betawi. Diantaranya Pagelaran Tari budaya Betawi” lanjut Farida.
“Untuk itu, ajaklah sanak saudara khususnya warga Jakarta untuk berkunjung ke Kampoeng Betawi yang pastinya sangat meriah” pinta Farida.
Diketahui sebelumnya, Ketua Wali Amanah Majelis Kaum Betawi KH. Marullah Matali, Lc., M.Ag berpesan agar seni budaya Betawi harus dipelihara, dilestarikan dan dikembangkan.
“Kite anak Betawi, kudu bangga dengan budaye Betawi” ungkap Marullah saat memberikan sambutan dan ucapan selamat Ulang Tahun Bamus Betawi, Minggu (25/06/2023).
“Oleh karena itu kite harus jaga dan pelihara, lestarikan serta kembangkan seni budaya Betawi” pinta Marullah.
Dalam sambutannya pada acara Hari Jadi Bamus Betawi yang ke 41 tahun, Marullah juga menyampaikan perkembangan tentang apa yang sedang dilakukan oleh Majelis Kaum Betawi saat ini.
“Sekarang kite MKB (Red-Majelis Kaum Betawi) sedang perjuangkan penyempurnaan Perda (Red-Peraturan Daerah) Pemajuan Budaya Betawi. Jadi bukan cuma pelestarian, tapi pemajuan budaya Betawi” jelas Marullah.
Berikut adalah Tari Tradisional Khas Betawi;
1. Tari Cokek;
Tari Cokek adalah tari pergaulan khas Jakarta yang menjadi salah satu bentuk pencampuran antara kebudayaan Betawi dengan unsur China dan sudah ada sejak awal abad ke-20.
Musik pengiring pada tari tradisional ini merupakan kesenian Betawi yang ditarikan dengan iringan musik gambang kromong. Pada masa sekarang, tari ini juga diiringi oleh orkestra biasa. Orkestra biasa juga biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan tarian, seperti tari Sembah Nyai, Sirih Kuning, dan sebagainya.
2. Tari Japin Betawi;
Tari Japin Betawi merupakan wujud dari perpaduan berbagai budaya yang ada di Jakarta, khususnya campuran dari tarian Melayu yang dipengaruhi budaya Arab. Kostum yang digunakan oleh tarian ini menggunakan kerudung yang merupakan busana khas Melayu. Tari ini bersifat edukatif sehingga digemari oleh banyak orang.
3. Tari Lenggang Nyai;
Tari Lenggang Nyai merupakan tari tradisional Betawi yang terinspirasi dari cerita perjuangan Nyai Dasimah dalam memperjuangkan kebebasannya. Gerakan dalam tarian ini melambangkan semangat dan kelincahan dari Nyai Dasimah.
4. Tari Nandak Ganjen;
Tari Nandak Ganjen adalah tari tradisional asal Betawi atau Jakarta yang diciptakan oleh Entong Sukirman, salah satu putra Bapak Kisam Jiun, pimpinan kelompok topeng Betawi Ratna Timur di Jakarta Timur.
Tarian ini memiliki makna sebagai bentuk ungkapan sukacita dan kebebasan oleh kaum muda. Tarian ini dibawakan oleh remaja putri Betawi yang beranjak dewasa.
5. Tari Ngarojeng;
Tari Ngarojeng adalah tari tradisional yang diadaptasi dari musik Ajeng, yaitu musik gamelan atau tetabuhan. Musik Ajeng sendiri biasanya digunakan dalam mengiringi upacara penganten Betawi dalam upacara adat pernikahan.
Tarian Ngarojeng pertama kali dipertunjukan pada Festival tari se Jawa dan Bali pada tahun 1981/1982 di Semarang.
6. Tari Ondel-Ondel;
Tari Ondel-ondel adalah tarian khas Betawi yang sangat populer dan dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata ke Jakarta. Tari ini menggunakan kostum khas yang berbentuk bonek disebut ondel-ondel.
Ondel-ondel sendiri berupa boneka besar yang dibuat dari anyaman bambu dengan ukuran tinggi 2,5 meter dan diameter kurang lebih 0,8 meter. Penari tarian ini dapat dibawakan secara tunggal maupun berkelompok dengan iringan musik khas Betawi.
7. Tari Renggong Manis;
Tari Renggong Manis merupakan tarian tradisional yang berasal dari perpaduan berbagai budaya, Arab, Cina Klasik, Betawi, dan India. Tari tradional ini biasanya ditarikan dalam berbagai acara, seperti upacara adat khas Betawi, pernikahan, dan festival budaya.
8. Tari Ronggeng Blantek;
Tari Ronggeng Blantek adalah tari khas Betawi yang diciptakan oleh Wiwiek Widiyastuti, Wara Selly, dan Joko Sukosadono, atas permintaan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta di tahun 1978. Penari dari tarian ini dibawakan oleh 4 hingga 6 orang perempuan dengan mengenakan busana yang berwarna serba cerah.
9. Tari Sirih Kuning;
Tari Sirih Kuning merupakan pengembangan dari tari Cokek. Tari Cokek sendiri merupakan tari pergaulan sejak zaman Belanda dan sangat populer di kalangan Tionghoa di daerah pinggiran Betawi di masa lampau.
Biasanya, tarian ini dipentaskan untuk mengiringi pengantin Betawi saat memasuki proses penyerahan Sirih Dare oleh mempelai laki-laki kepada pengantin perempuan.
10. Tari Topeng;
Tari Topeng Betawi merupakan salah satu pertunjukan oleh masyarakat Betawi. Biasanya tari topeng dibawakan saat pertunjukan teater rakyat Topeng Betawi, bersamaan dengan musik, nyanyian, bebodoran (lawak), dan lakon (drama). Karena dipentaskan dalam sebuah teater, gerakan dalam tarian karena bersifat teatrikal.
11. Tari Yapong;
Tari Yapong merupakan tarian tradisional dari Jakarta yang diciptakan untuk sebuah pertunjukan seni. Tarian ini termasuk jenis tarian pergaulan untuk mengisi sebuah acara sesuai dengan permintaan. Gerakan pada tarian ini penuh dengan variasi di dalamnya, seperti pola lantai dan properti yang digunakan. *(LI)