BRN | Jakarta – Seperti Gayung bersambut, setelah Apel Akbar Partai Nasdem, 16 Juli 2023 di GBK yang Berisi Pidato Politik Anies Baswedan dan Ketua umum Partai Nasdem, Surya Paloh, keesokan harinya, Presiden Jokowi melantik beberapa nama Menteri menjadi pengganti menteri dan Wakil. Diantaranya masuk nama Budi Arie Setiadi, yang tidak lain merupakan Ketua umum Relawan PROJO.
Sebelumnya nama Budi Arie viral setelah menyatakan dukungannya kepada Capres yang bukan berasal dari Partai Pengusung Jokowi pada pemilu lalu. Hal ini yang menjadi sorotan publik, terutama para relawan Jokowi, mengapa terpilih untuk menduduki posisi Menteri Komunikasi dan Informasi, yang sebelumnya dijabat oleh politisi partai NASDEM yang mempermasalahkan kasus korupsi BTS dan merugikan negara senilai Triliunan Rupiah itu.
Juga diluar kebiasaan, yang biasanya Presiden Jokowi melakukan Reshufle di hari Rabu, sesuai waktu kebiasaannya, dan memilih hari Senin. Jelas seperti gayung bersambut, atau seperti merespon Apel Akbar Partai NASDEM, yang digawangi Anis, Paloh dan para pendukungnya itu.
Juga beredar anggapan bahwa Presiden Jokowi menunjukkan kesan dirinya tak mau didikte oleh pihak pemenang yang mengusungnya. Menurut Haidar Alwi dalam sebuah wawancara via telpon, seorang Tokoh Pegiat Toleransi Indonesia yang juga Penanggung Jawab Tunggal Aliansi Relawan Jokowi, yang berisi lebih dari seribu organ itu mengatakan bahwa : “Reshufle memang Hak Prerogratif Presiden.
Namun terlihat tak seperti biasanya. Kita berharap agar Bangsa ini tetap aman dan kondusif tanpa riak dan gejolak sekecil apapun. Karena menjelang masa jabatan Jokowi yang hanya tinggal beberapa bulan saja, bisa dimanfaatkan kelompok Garis Keras Anti Pemerintah yang tidak bertanggung jawab untuk melaksanakan aksinya dengan mendegradasi target kepemimpinan Jokowi di akhir Jabatannya. Dengan Kata lain, ingin menciptakan Jokowi mengakhiri masa jabatannya tidak dalam keadaan baik atau tidak Khusnul Khotimah.
entah ada apa di Kabinet Jokowi??? Hingga pada hampir penghujung masa Jabatan Jokowi ini, nama Haidar Alwi yang selalu gigih di barisan terdepan menghadang Issu issu Radikalisme dan Intoleransi, Tetap menjaga pemerintahan Jokowi dengan tetap merawat Silaturahmi bersama Relawan Jokowi, tetap mengayomi Relawan Jokowi, bahkan dengan membuka selebar-lebarnya komunikasi kepada Relawan Jokowi sekalipun tidak menampati posisi apapun.
Tidak mungkin Haidar Alwi bisa saja menggerakkan Relawan Jokowi yang Simpatik untuk mengatur seberapa tulusnya nama-nama yang menempati posisi di jabatan Kemeterian, hingga komisaris BUMN ? Ketika seorang Relawan Jokowi menanyakan tentang Hal ini, Haidar Alwi hanya menjawab: “Ya bagaimanapun intinya Indonesia harus kita jaga bersama.”
Geram ya memang geram, tapi Relawan Jokowi yang terlibat langsung dalam perjuangan pemenangan Jokowi di Pilpres 2019 lalu tentunya berkeras agar nama Haidar Alwi bisa di akomodir untuk masuk dalam sistem yang bekerja di pemerintahan Jokowi di akhir masa Jabatannya, agar bisa melaju dengan baik menjadi “Khusnul Khotimah”
Pewarta: RMS
*(LI)