BRN | GARUT – Peningkatan mutu dan layanan suatu produk sangat dipengaruhi oleh beberapa diantaranya adalah ketersediaan bahan baku, cara pengolahan dan kemasan serta strategi pemasaran.
Terutama produk makanan khas seuatu daerah. Picnic adalah salah satu produk penganan yang cukup dikenal ditanah air.
Sebagai salah satu upaya peningkatan mutu salah satu makanan khas Betawi yaitu Dodol, Lembaga Pengembangan Ekonomi Betawi (LPEB) lakukan kunjungan dan studi banding ke beberapa pabrik Dodol di kota Garut Jawa Barat, Selasa (22/08/2023).
Firman Toekan selaku ketua LPEB sekaligus pembawa rombongan para pengusaha kecil Dodol Betawi mengatakan tentang pentingnya studi banding.
“Kita perlu melakukan studi banding ini agar kita bisa belajar kepada pengusaha dodol tertua dan terbesar di Garut” ungkap Firman, Selasa (22/08/2023).
Firman juga menyampaikan terimakasih kepada salah satu perwakilan yang menerima rombongan dari Jakarta yang telah menyambut dengan hangat para pengusaha dodol dari Betawi.
“Kami ucapkan terimakasih kepada pihak Dodol Picnik yang telah menerima dan menyambut kedatangan kami disini” ungkap Firman disalah satu aula pabrik dodol ‘Picnic’ tersebut.
“Semoga dengan kunjungan ini kami para pengusaha dodol Betawi bisa menimba ilmu guna meningkatkan industri kecil dodol di tanah Betawi” kata Firman berharap.
Pihak Picnic juga mengajak berkeliling pabrik guna melihat-lihat peralatan industri dodol sekaligus memberikan berbagai penjelasan tentang sejarah, cara membuat dodol, bahan baku serta peningkatan mutu.
“Dodol Picnik ini dimulai sejak tahun 1949 yang lalu” kata Dudi salah satu perwakilan dihadapan para pengusaha dodol Betawi.
“Sebenarnya dodol kami dengan dodol-dodol yang lain hampir sama” lanjut Dudi.
“Bedanya hanya kwalitas dan lamanya masa kadaluarsa. Dodol kami bisa bertahan 6 bulan” terang Dudi melanjutkan.
“Selain itu, kami juga memperkaya rasa. Seperti dodol rasa cokelat, straberry serta buah-buahan lainnya. Demikian pula tentang kemasan yang beraneka ragam” papar Dudi.
Sementara Reza, salah satu pengusaha dodol Betawi yang mengikuti studi banding tersebut, mengatakan bahwa studi banding tersebut sangat bermanfaat.
“Alhamdulillah saya bisa ikut studi banding ini” kata Reza.
“Dengan studi banding ini kita bisa belajar banyak dari pengusaha dodol yang telah sukses disini” lanjut Reza.
“Terutama tentang bagaimana cara meningkatkan mutu dan strategi pemasaran yang selama ini kita belum dapatkan secara maksimal dari Dinas terkait di DKI Jakarta.
Selain mengunjungi pabrik dodol ‘Picnic’ di Jalan Pasundan Garut, juga mengunjungi industri dodol lainnya yaitu industri dodol Garut bermerk ‘Bestory’ dijalan Bayongbong, Muara Sanding Garut. *(LI)