November 22, 2024

BRN | Jakarta – Kita tentu harus menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM berat ini, terutama kasus penghilangan paksa ini, dimana jasad korban itu keberadaannya dimana. Jadi sampai ini ditemukan kita punya utang sejarah kepada keluarga korban dan kita juga harus lihat bahwa pelanggaran HAM itu terjadi karena di lingkaran setan pelanggaran HAM yakni adanya kasus imunitas.

Dimana pelaku penculikan, pelaku pembunuhan, pelaku penghilangan paksa, pelaku-pelaku pelanggaran HAM berat ini tidak tersentuh tangan keadilan, tidak tersentuh hukum, sehingga berulang terus kejadian karena tidak ada efek jerah.

Makanya lingkaran imunitas ini dimana pelaku pelanggaran HAM bisa melenggang kangkung berjalan terus tanpa terus dihentikan, Jika tidak akan ada penegakan HAM, tidak ada perlindungan HAM yang bisa lestari dan bisa substen. Karena itu acara-acara ini penting terus untuk di galakkan dan kita tegaskan lagi ini bukan acara 5 tahunan. Setiap minggu didepan Istana diminta Presiden untuk menyelesaikan kasus dimana teman- teman yang hilang ini.

Jadi artinya ini memang acara rutin yang terus harus di dengungkan dan terus menjadi agenda nasional, agenda rakyat, agenda siapapun yang peduli terhadap Hak Asasi Manusia (HAM),” ujar Helmi Fauzi Mantan Dubes RI untuk Mesir 2016-2020 di acara prescon Aktivis 98 Tegak Lurus Cita-Cita Reformasi di Resto Al Jazeerah Lounge Cikini, Jalan Raden Saleh Raya No.62 Cikini Menteng, Jakarta Kamis 14/12/23.

Lebih lanjut Helmi menjelaskan, Dalam banyak hal ada orang yang menjual jiwanya, kehormatannya, demi kepentingan-kepentingan sesaat. Ini dalam sejarah senantiasa terjadi, makanya dalam mitos-mitos itu ada orang yang menggadaikan jiwanya dengan setan, ini kan metafora. Menggadaikan jiwanya dengan kekuatan-kekuatan yang tidak biak. Kekuatan-kekuatan yang tidak bekerja demi untuk mempertahankan martabat dan marwah manusia,” katanya.

Setiap minggu kita ingatkan, jadi artinya seharusnya Prabowo berani satria, Prabowo itu kan Jendral harusnya Satria bilanglah saya yang bertanggung jawab. Dengan demikian ada suatu kejelasan jangan lari sana lari sini seolah-olah tidak terlibat apapun juga dengan penculikan ini. Saya kira ingin kita nantikan bersama ini adalah keberanian, kesatriaan seorang pemimpin untuk mengakui perbuatanny, mengakui kesalahannya dan minta maaf sama seluruh rakyat indonesia,” ungkapnya.

Harapan saya kedepan ini agar kita tetap menyelesaikan persoalan-persoalan HAM dimasa lalu, khususnya pelanggaran-pelanggaran berat agar dia tidak menjadi beban sejarah bagi generasi selanjutnya dan kita juga tentu mengawal proses reformasi kita ini jangan di belokan, ini hasil perjuangan dengan darah dan air mata generasi-generasi sebelumnya, khususnya generasi angkatan 98 yang telah berhasil menumbangkan rezim Orde Baru. Jangan sampai ada Neo Orde Baru berdiri kembali setelah 20 tahun ditumbangkan oleh gerakan -gerakan mahasiswa khususnya,” pungkasnya.     *(LI)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *