June 23, 2025

BOGOR | BRN – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII) secara resmi membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XIII pada Senin, 9 Juni 2025, bertempat di Rizen Premier Hotel, Puncak, Cianjur, Jawa Barat. Kegiatan ini akan berlangsung hingga Rabu, 11 Juni 2025 dan diikuti oleh jajaran Majelis Pertimbangan, Pengurus Pusat, serta Pengurus Wilayah PGLII dari seluruh Indonesia.

Rakernas kali ini mengangkat tema yang bermakna mendalam: “Teguh Berpegang pada Alkitab dan Memberitakan Injil serta Berperan dalam Mengembangkan Kualitas Moral dan Peri Kemanusiaan Bangsa”, dengan dasar ayat Alkitab dari Roma 15:4, 1 Timotius 4:2, dan Amsal 14:34.

 

Apresiasi Pemerintah

Rakernas XIII PGLII secara resmi dibuka oleh Direktur Urusan Agama Kristen Ditjen Bimas Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia, Pdt. Dr. Amsal Yowei, S.E., M.Pd.K., yang hadir mewakili Dirjen Bimas Kristen. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi atas peran aktif PGLII dalam membangun kehidupan keagamaan yang inklusif dan berdampak.

Rakernas XIII PGLII secara resmi dibuka oleh Direktur Urusan Agama Kristen Ditjen Bimas Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia, Pdt. Dr. Amsal Yowei, S.E., M.Pd.K.

 

“Kementerian Agama melalui Ditjen Bimas Kristen terus berkomitmen menjadi mitra kerja bagi gereja-gereja, termasuk PGLII, dalam mewujudkan kehidupan keagamaan yang rukun, berdampak, dan cinta kemanusiaan serta lingkungan,” ujar Pdt. Yowei.

Ia juga menyatakan harapannya agar program-program PGLII ke depan mampu memberi kontribusi konkret bagi kemajuan bangsa. “Dengan semangat sola scriptura dan dedikasi pelayanan yang telah menjadi DNA PGLII, gereja-gereja dan lembaga-lembaga Injili dapat menjadi mitra strategis dalam membangun Indonesia yang rukun, adil, makmur, dan beradab,” tambahnya.

Dalam seremoni pembukaan dengan memukul gong tiga kali oleh Pdt. Dr. Amsal Yowei yang didampingi oleh Ketua Umum PGLII, Pdt. Tommy Lengkong, M.Th., dan Ketua Majelis Pertimbangan, Pdt. Dr. Ronny Mandang, M.Th.

 

Penegasan Komitmen Injili

Dalam kotbah pembukaan, Ketua Umum PGLII, Pdt. Tommy Lengkong, M.Th., menekankan pentingnya menjadikan Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam kehidupan orang percaya.

“Sebagai kaum Injili, kita berpegang teguh pada prinsip bahwa Alkitab adalah otoritas tertinggi dalam seluruh aspek kehidupan,” tegasnya.

Ia juga mengajak seluruh peserta Rakernas untuk berperan aktif dalam membangun moralitas bangsa berdasarkan nilai-nilai kebenaran firman Tuhan. Mengutip Amsal 14:34, ia menyatakan, “Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa. Takhta menjadi kokoh oleh kebenaran.”

Dari Seoul, Korea Selatan, Ketua II PGLII, Pdt. Anton Tarigan, menyampaikan arahan secara daring dan menegaskan pentingnya kolaborasi sebagai wujud nyata amanat agung. “Tidak ada satu pun lembaga yang dapat mengemban panggilan Injili secara utuh sendirian. Kolaborasi adalah keniscayaan,” ujarnya.

Ia mendorong PGLII untuk memperluas jejaring kerja sama, baik antaranggota dan antar-denominasi, maupun dengan lembaga nasional dan internasional. Selain itu, ia juga mengusulkan pentingnya merancang sistem pendanaan yang berkelanjutan untuk menopang pelayanan dan membantu anggota yang membutuhkan.

 

Arah Strategis dan Refleksi Visi 2025–2029

Rakernas XIII juga menjadi momentum evaluasi dan penajaman visi strategis PGLII untuk periode 2025–2029. Dalam pemaparannya, Prof. Dr. F. Irwan Widjaja, Ph.D., menyampaikan pentingnya perubahan paradigma pelayanan gereja di tengah realitas zaman. “Misi gereja saat ini harus mencakup dua sisi yang saling menopang: misi reguler dengan strategi dan pengutusan, serta misi non-reguler yang melampaui batas ruang dan waktu,” ujarnya.

Ia menyoroti tantangan-tantangan aktual seperti penurunan laju pertumbuhan umat Kristiani, dinamika generasi muda, perkembangan digital, serta ketimpangan kesejahteraan. Menurutnya, gereja harus merespons secara kreatif dan terbuka melalui kepemimpinan yang inovatif, program pelayanan yang relevan, serta keterlibatan publik yang lebih luas.

“Kepadatan gereja tidak selalu mencerminkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Kita harus jujur melihat kenyataan ini dan menyusun langkah strategis untuk menjawabnya,” ungkap Prof. Irwan.

Visi PGLII untuk lima tahun ke depan dirumuskan sebagai “Terwujudnya persekutuan seluruh kaum Injili Indonesia yang tegak dalam kemurnian asas Injili untuk transformasi Injil dan peningkatan kualitas moral bangsa.”

 

Konsolidasi Organisasi

Menutup hari pertama, Rakernas menggelar sesi pleno yang memberi ruang bagi para peserta untuk memberikan tanggapan dan masukan atas program-program yang disampaikan Pengurus Pusat. Salah satu topik yang mencuat adalah kejelasan mengenai hak suara peserta dalam Musyawarah Nasional (Munas) PGLII XIII yang berlangsung di Balikpapan pada 17–21 Maret 2025 lalu.

Pertanyaan tersebut dijawab langsung oleh Ketua Umum, Pdt. Tommy Lengkong, M.Th., yang menegaskan bahwa mekanisme hak suara tetap mengacu pada ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi.

Rakernas XIII PGLII ini diharapkan menjadi ajang konsolidasi nasional bagi kaum Injili Indonesia untuk memperkuat kesatuan, memperdalam komitmen terhadap Injil Kristus, serta mengaktualisasikan peran strategis gereja dalam pembangunan bangsa yang bermartabat, adil, dan berkeadaban. (Ril/).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *