
—-ilustrasi—–
JAKARTA | BRN – Presiden Prabowo Subianto dengan gamblang menyampaikan kehadapan rakyat adanya indikasi yang cukup bahkan sangat cukup jelas upaya makar terhadap pemerintahan yang sah terkait aksi-aksi demo yang sepak terjangnya sudah tidak sesuai lagi dengan tujuan demo itu sendiri.
Oleh karena disampaikan langsung oleh Presiden, tentunya bukan lagi wacana apalagi retorika, sesuatu dibalik dinamika politik telah mencuat dalam ekskalasi gerakan dengan memakai api dimana-mana, entah bahan yang mudah terbakar hingga petasan ukuran besar telah disiapkan.
Barangkali benda-benda atau alat perusak semacam itu belum bisa menjadi bukti adanya pihak atau kelompok yang bertengger diatasnya sebagai pemasok kebutuhan kaum perusuh itu, tetapi tentu saja Badan Intelejen Negara serta badan internal di Polri dan TNI akan dapat mengidentifikasi dengan jelas siapa sosok dibalik semua ini atau secara samar-samar mungkin sudah ditangan mengingat apa yang disampaikan oleh Presiden itu.
Hingga saat ini siapa tokoh makaris ini masih sebuah misteri, namun daripada spekulasi terus bermunculan dan mengarah pada satu atau beberapa nama elita papan atas bahkan hingga publik pun yang pastinya terdiri dari kalangan aktivis, pemerhati, akademisi dan politikus ramai menyoal tentang kelompok yang disebut dengan “Geng Solo”.
Adapun geng Solo ini sudah bukan rahasia umum lagi dikaitkan dengan sosok yang oleh kalangan tertentu disebut dengan gelar “Raja Jawa” adalah mantan presiden ke tujuh Joko Widodo atau populer disebut Jokowi dan tentu saja akan sangat mengejutkan sekaligus mengerikan bila hal ini benar adanya.
Mengejutkan karena sosok ini selalu tampil sederhana dan wajah lugu tanpa rasa bersalah meskipun banyak langkah kebijakannya menyulitkan rakyat secara umum, sementara mengerikan karena teganya mengorbankan kepentingan bangsa dan negara hanya untuk meraih hasrat berkuasa tiada batas terlebih posisi sang putra, Gibran, adalah Wakil Presiden saat ini dan betapa kisruhnya medan politik negeri ini kedepannya.
Tetapi meskipun langkah-langkah Keamanan Nasional harus ditempuh pemerintah, penyelidikan secara luas hingga ke akar-akarnya untuk mengetahui siapa saja yang terlibat akan membuat pemerintah khususnya Presiden untuk berhati-hati pada saat konspirasi gelap ini terbongkar tuntas.
Mendiamkan mereka dengan harapan dapat sadar dan insyaf secara pengampunan dibelakang layar agar tidak terjadi disintegrasi dan bila benar dilakukan tampaknya sangatlah naif, mengingat tujuan mengambil kekuasaan negara dipandang sebagai gejolak politik biasa yang dapat dimainkan oleh siapa saja yang merasa masih memiliki pengaruh apalagi persoalan besar tengah menghadang mereka.
Sebagaimana diketahui bahwa geng Solo bahkan dikaitkan konspirasi dengan bantuan geng Jakarta dan meskipun penamaan geng ini adalah hasil olah netizen yang sangat jeli melihat persoalan yang muncul ditengah masyarakat, tetapi memang selain poros hitam Solo – Jakarta dimana didalamnya ada mantan selebriti, anggota Parlemen, anggota Kabinet, juga pengusaha bahkan profesional yang kesemuanya berwatak bengis, serakah dan haus kekuasaan sangatlah sulit untuk dibiarkan merajalela tanpa tersentuh Hukum dan Konstitusi sama sekali.
Alih-alih mencoba melakukan “freezing” terhadap upaya makar ini, maka sebaiknya Pemerintah atau Istana dalam hal ini harus membuka kasus secara transparan dan tentu saja mau tidak mau memperlihatkan keamanan nasional adalah hal paling utama dengan menyelesaikan para pelaku penghianatan ini.
Kembali pada pertanyaan mendasar bahwa meskipun “anak panah” rakyat telah diarahkan pada nama Geng Solo dengan Raja Jawa inisial julukan sang pemimpin, namun tentu saja masih tetap menyisakan persoalan besar bagi bangsa ini bilamana sebuah konspirasi jahat bersembunyi dibalik pemerintahan yang sah meskipun Presiden Prabowo barangkali mencoba memaafkan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Tetapi tidakkah dapat terbayangkan bila mereka kemarin mereka berhasil mengoyak-ngoyaknya dan dalam konteks ini tentu saja presiden tidak boleh menempatkan perasaan pribadi diatas kepentingan nasional bangsa ini bahkan dengan alasan mencegah perpecahan anak bangsa, karena yang mereka lakukan nyata-nyata membahayakan sistem bernegara yang berlandaskan konstitusi ini.
Ditengah perjuangan hidup yang sedang sulit ini, rakyat perlu tahu secara jelas siapa musuh latennya dan siapa pelindungnya dan tentu saja Aparat Keamanan Negara dan Pemerintah diharapkan dalam waktu cepat telah dapat memberi jawaban terkait siapa dalang pemimpin gelap itu. (**).
**Adian Radiatus