
GARUT | BRN – Lapas Kelas IIA Garut kembali mencatat prestasi membanggakan dengan melepas ekspor produk Coir Shade ke Spanyol. Keberhasilan ini mendapat apresiasi langsung dari Menteri Koperasi dan UMKM RI, Maman Abdurrahman, yang hadir dalam kegiatan tersebut. Jum’at (26/09/2025).
Dalam wawancaranya, Menteri menegaskan dukungan penuh pemerintah terhadap langkah Lapas Garut yang serius membina Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) melalui pengembangan ekosistem UMKM.
“Salut, Lapas Garut ini betul-betul pro UMKM. Saya akan sampaikan ke Pak Agus (Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan) bahwa ini salah satu Lapas yang serius membina warga binaan melalui ekosistem UMKM, dan pemerintah akan hadir membuka akses pasar ekspornya,” ujar Maman.
Sejauh ini, Lapas Garut telah mengembangkan berbagai unit usaha berbasis UMKM yang dikerjakan langsung oleh para WBP. Beberapa di antaranya adalah:
• Sentra Produksi Coir Shade – produk unggulan berbahan sabut kelapa yang telah menembus pasar ekspor ke Prancis, Korea, dan Spanyol.
• Membatik – pelatihan sekaligus produksi batik tulis maupun cap, sebagai bentuk pelestarian budaya.
• Konveksi – pembuatan pakaian sederhana untuk kebutuhan pasar lokal.
• Kayana Coffee – brand kopi khas Garut yang diolah WBP, mulai dari proses sangrai hingga pengemasan.
• Bakery Roti – produksi roti dan kue kering untuk konsumsi internal maupun pemasaran.
Melalui berbagai usaha tersebut, WBP tidak hanya memperoleh upah kerja dan keterampilan, tetapi juga kesempatan mendapatkan remisi berkat perilaku baik, sehingga proses pembinaan berjalan lebih produktif dan manusiawi.
Menteri UMKM menegaskan bahwa pemerintah akan hadir mendukung penuh pengembangan produk UMKM Pemasyarakatan agar mampu menembus pasar internasional lebih luas.
“Kita akan bantu dalam dua hal. Pertama, akses pembiayaan, yang saya yakin bisa didukung Bank BJB. Kedua, akses pasar, karena market-nya luar negeri. Kita akan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Deputi Perluasan Akses Pasar agar produk ini bisa masuk ke lebih banyak negara,” ucapnya.
Ia juga menilai Lapas Garut sebagai bukti nyata bahwa program pembinaan dapat berjalan seiring dengan penguatan sektor UMKM dan ekspor.
“Ini bukan sekadar program, tapi ekosistem yang hidup. Warga binaan mendapat penghasilan, petani sekitar terserap hasil panennya, pengusaha ikut terlibat, dan negara mendapat manfaat dari ekspor. Ini harus ditiru,” tambahnya.
Sementara itu, Kalapas Kelas IIA Garut, Rusdedy, mengungkapkan rasa syukur atas dukungan yang diberikan pemerintah pusat.
“Kami berkomitmen terus mengembangkan UMKM Pemasyarakatan sebagai bagian dari kemandirian WBP dan kontribusi nyata bagi perekonomian daerah maupun nasional,” ungkapnya.
Dengan keberhasilan ekspor ini, Lapas Garut semakin mengukuhkan diri sebagai salah satu lapas percontohan dalam mencetak WBP yang mandiri, berdaya saing, sekaligus berkontribusi bagi perekonomian bangsa.
Menteri UMKM menegaskan bahwa pemerintah akan mendukung penuh pengembangan produk UMKM Pemasyarakatan agar mampu menembus pasar internasional lebih luas, dengan membantu akses pembiayaan dan akses pasar. Keberhasilan Lapas Garut ini menunjukkan bahwa program pembinaan dapat berjalan seiring dengan penguatan sektor UMKM dan ekspor, serta memberikan manfaat bagi WBP, petani sekitar, pengusaha, dan negara. (Ril/).