December 16, 2025

SEKADAU, KALBAR | BRN — Kepergian Serda (Anumerta) Rafael Tetelo Luna, prajurit TNI AD asal suku Dayak dari Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, menyisakan duka mendalam sekaligus tanda tanya besar bagi keluarga, masyarakat adat Dayak, dan publik luas.

Almarhum Rafael tercatat sebagai lulusan terbaik Pendidikan Pertama Bintara Infanteri (Dikmaba TNI AD) Tahun Anggaran 2025. Prestasi tersebut diraih melalui penilaian akademik, jasmani, serta sikap dan perilaku selama pendidikan di Rindam XII/Tanjungpura, dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Dayak bahwa putra adat mampu berprestasi dan mengabdi di institusi pertahanan negara.

Namun, kebanggaan itu kini berubah menjadi duka. Rafael ditemukan meninggal dunia pada Jumat dini hari, 12 Desember 2025, sekitar pukul 03.00 WIB, di asrama tempatnya berdinas di Batalyon Infanteri TP 882. Ia diketahui berasal dari Dusun Sengkabang Melayang, Desa Gonis Tekam, Kecamatan Sekadau Hilir, beragama Katolik, dan dikenal sahabat-sahabatnya sebagai pribadi ceria, aktif, serta tidak pernah mengeluhkan masalah pribadi.

Keluarga dan pihak pendamping menghimpun sejumlah kejanggalan yang memicu keraguan atas peristiwa kematian tersebut. Di antaranya, posisi kaki almarhum yang disebut menyentuh lantai, dugaan penggunaan tali elastis, adanya lebam di bagian wajah dan kondisi kepala belakang, hingga tekanan agar keluarga tidak memviralkan kejadian serta menandatangani surat pernyataan penolakan visum dan autopsi.

Informasi lain menyebutkan bahwa pada pukul 02.18 WIB, almarhum sempat menelepon sahabatnya, namun tidak sempat terangkat. Kurang dari satu jam kemudian, ia ditemukan meninggal dunia. Keluarga mengaku bingung, takut melapor, serta mengalami keterbatasan biaya dan pemahaman hukum, sehingga meminta pendampingan untuk mengusut tuntas dugaan-dugaan tersebut.

Pihak Kodam XII/Tanjungpura melalui keterangan resmi yang beredar via whatsapp menyampaikan bahwa keluarga telah melihat langsung kondisi jenazah sebelum olah TKP oleh Pomdam dan menyatakan tidak berkenan dilakukan otopsi. Saat ini, Kodam XII/Tanjungpura bersama unsur penyidik militer, hukum, kesehatan, dan intelijen disebut sedang melakukan investigasi mendalam, dengan hasil yang akan disampaikan sesuai mekanisme yang berlaku.

Menyikapi hal ini, solidaritas masyarakat adat Dayak dan unsur bantuan hukum pun bergerak. Sejumlah lembaga dan advokat menyatakan siap mendampingi keluarga almarhum Rafael Tetelo Luna untuk memastikan proses hukum berjalan secara adil, objektif, dan transparan.

Adapun Tim Kuasa Hukum dan Pendamping yang menyatakan kesiapan, antara lain:

1. LI BAPAN Kalbar

2. LBH Majelis Adat Dayak Nasional (MADN)

3. Syamsul Jahidin, S.I.KOM., S.H., M.H.

4. Lawyer Muda Kalbar

5. Joze Arimatea Pranatha, S.H., CIM. (Ketua Bidang Advokasi, Hukum, HAM dan Masyarakat Adat Pemuda Dayak Kalbar)

6. Marselinus Daniar, S.H.

7. Heryanto Gani, S.E., S.H., M.H.

8. Alfonso, S.H.

Tim pendamping menegaskan bahwa pengawalan hukum ini merupakan bentuk tanggung jawab moral dan hukum untuk menjaga martabat almarhum sebagai putra Dayak berprestasi, sekaligus menjawab kegelisahan keluarga dan masyarakat adat atas kematian yang dinilai menyisakan banyak kejanggalan. (Ril/).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *