BRN | Jakarta – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengadakan acara puncak peringatan ulang tahun ke-13 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Acara peringatan ulang tahun ke-13 BNPT digelar di Djakarta Theater, Jakarta Pusat.
Ma’ruf mengatakan, angka serangan teror menurun signifikan sejak 2019.
“Berdasarkan laporan Global Terrorism Index 2022 menempatkan Indonesia pada peringkat ke-24 dari daftar negara yang paling mendeteksi terorisme atau kategori pengamatan sedang,” kata Ma’ruf, Jumat (28/7).
Penurunan kasus terorisme ini menurut Ma’ruf penurunan ini menjadi tekanan motivasi yang kuat bagi BNPT agar ancaman keamanan semakin berkurang dengan pendekatan lunak.
Ma’ruf juga mengapresiasi pendekatan keras atau hard approach yang dijalankan oleh Densus 88.
“Strategi (pendekatan keras) ini telah dijalankan oleh Densus 88, dan terbilang cukup berhasil mengungkap berbagai tragedi teror di tanah air,” jelasnya.
Dalam acara tersebut Kepala BNPT Rycko Amelza juga memberikan penghargaan kepada Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo serta pejabat lainnya. Kepala BNPT juga mengukuhkan Putri Ariani sebagai Duta Damai. Alhamdulillah kasus serangan teror di Indonesia terus menurun dari tahun 2018 sampai tahun 2023. Penurunan ini sangat tajam sampai dengan 89 persen lebih,” ungkap Rycko.
Penurunan itu menurut Rycko karena penegakan hukum terhadap pelaku teror gencar dilakukan baik oleh Polri maupun TNI. “Indeks potensi radikalisme dan indeks ancaman terorisme juga terus menurun dan posisi Indonesia kami laporkan dalam global terorism index semakin baik dalam kategori medium impacted faktor utamanya adalah semakin gencar dan masifnya penegakan hukum yang dilakukan oleh Polri yang didukung oleh TNI,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Ketua Forum Komunikasi Aktifis Akhlakulkarimah Indonesia (FKAAI) Tony Soemarno mengatakan Kita FKAAI itu Gabungan antara para napiter dan Korban tindak kekerasan terorisme. Ini yayasan yang Pembina nya Pak Kadensus dan Pak Nasir Abas Mantan Jamaah Islamiyah. Kita bergabung dan kita mendukung program-program BNPT untuk acara-acara Deradikalisasi intinya itu,” ungkapnya.
Lebih lanjut Tony menjelaskan Untuk pengurus berjumlah 30 orang dan anggotanya kurang lebih ada 60 orang. Korban-korban terdiri dari beberapa kejadian yaitu Bom JW Marriot, Korban Bom Melayu, Kuningan, Bali dan lain-lain. Tidak semuanya tapi beberapa yang bergabung dengan kita. Saya sendiri korban JW Marriot tahun 2003,” ucapnya.
Tujuan utama FKAAI untuk membantu para korban. Bahwa korban orang-orang yang terkena musibah cacat, kehilangan suami, kehilangan istri, anak-anaknya tidak bisa sekolah butuh biaya, FKAAI mendukung kegiatan-kegiatan seperti itu. Kita cari dana nya dari mana saja. Waktu Idul Adha kemarin kita potong sapi, kita bagi-bagi daging sapi,” ujarnya.
Harapan kami kalau dari pihak korban kita berharap lebih diperhatikan para korban, para korban ini orang-orang yang tidak tahu apa-apa, jadi orang-orang yang harus di perhatikan, karena menurut UU no 5 tahun 2018, korban itu hak tanggung jawab negara, “Pungkas. *(LI)