JAKARTA | BRN – Kamis (18/07/2024). Perkembangan dunia digital di dunia pendidikan, khusus nya di Indonesia semakin maju, apalagi dipacu setelah melewati masa pandemi dimana dikala itu, teknologi digital sangat penting dalam penyampaian materi pendidikan secara online.
Seiring dengan perkembangan nya, pendidikan sekolah sudah mempergunakan kemajuan teknologi digital, dimulai dengan para siswa, khususnya yang berada di kota besar di Jakarta, hampir sebagian besar menggunakan handphone untuk menunjang pendidikan.
Namun, dunia digital yang saat ini sudah ada dimana-mana, juga tidak menutup kemungkinan menampilkan materi atau konten-konten yang negatif dan bila dibiarkan akan merusak akhlak dan justru kerohanian dari siswa tersebut.
Pendidikan kerohanian dan tata krama di sekolah-sekolah sudah mulai agak terkikis akibat besarnya pengaruh dari dunia digital yang ditampilkan melalui handphone dari para anak-anak siswa sekolah tersebut.
Melihat hal tersebut, salah satu pemerhati pendidikan dan juga pemilik salah satu sekolah di daerah Tegal Alur, Jakarta Barat, Dr. Andri Budiman, S.H., M.M., menjawab tantangan apa saja yang harus dilalui dalam pengaruh perkembangan digital yang negatif bisa merusak kerohanian dari siswa sekolah.
“Saat ini sangat memprihatinkan, kenapa?, karena di tengah-tengah perkembangan dunia digital ada, yang banyak sekolah-sekolah yang ada di Indonesia khususnya, bahwa kita harus mencoba untuk menerapkan karakter dan menerapkan prinsip-prinsip untuk pendidikan rohani. Yang menjadi hambatan dalam pembinaan rohani dan tata krama siswa dalam era digitalisasi saat ini adalah tidak seimbangnya antara kemajuan digital dengan penerapan pendidikan kerohanian, ” ujarnya menjelaskan kepada media, Kamis Malam (18/07/2024) melalui pesan singkat WhatsApp.
Kemudian Dr. Andri Budiman, S.H., M.M. menambahkan, “Pendidikan Rohani dan karakter yang baik dan tangguh bukan saja hanya di sekolah, namun lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar harus juga mendukung agar para siswa memiliki kerohanian dan karakter yang mulia. Di sekolah kami, khususnya karena menerapkan ajaran Kristen, kami mengajarkan selain pendidikan secara formal mengenai pendidikan agama Kristen, juga mengajarkan cara berkehidupan yang sesuai dengan rohani Kristen di rumah para siswa, seperti saat teduh di rumah, membaca Alkitab dan berinteraksi mengenai tema rohani dengan orang tua dan teman-temannya, ” ujarnya.
“Jangan pernah jenuh bagi sekolah, keluarga khususnya orang tua, guru di sekolah dan para pemuka agama di lingkungan tempat tinggal siswa untuk sama-sama menerapkan pendidikan agama dan pembentukan karakteristik yang baik dan mulia. Dunia digital semakin radikal, oleh karena itu pendidikan rohani dan karakter harus terus diterapkan kepada anak-anak kita sehingga mereka menjadi generasi yang tangguh dan memiliki kerohanian yang baik dan benar serta ber karakteristik sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan mereka masing-masing yang dianut, ” ujar Andri menutup wawancara dengan media. (JN).