
JAKARTA – Sanggar Santanah resmi merilis lagu ” Mars Santanah ” yang diciptakan oleh pendiri sekaligus Ketua Sanggar Santanah, Aloysius Hieng. Lagu ini diharapkan menjadi sarana edukasi sekaligus semangat pelestarian budaya tradisional Indonesia.
Dalam keterangan kepada media, Theresia Yunita Ercilia atau yang akrab disapa Lia, menjelaskan bahwa kehadiran Mars Santanah memiliki makna mendalam bagi para penikmat musik tradisional.
“Lagu ini tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk lebih mencintai serta menjaga adat dan budaya Nusantara,” ujar Lia, Jumat (17/10/2025).
Lebih lanjut, Lia memaparkan filosofi di balik logo Sanggar Santanah yang memiliki tiga makna utama, yakni semangat, semangat, dan cita-cita besar. “Filosofi ini kami bawa juga dalam musik dan aktivitas seni di sanggar,” tambahnya.
Dalam Mars Santanah, instrumen yang digunakan merupakan alat musik tradisional kampung seperti ukulele, gendang, gambus, benyol, lektor, suling, dan giring-giring. Kombinasi instrumen tersebut menghadirkan nuansa khas Nusantara yang kental dan autentik.
Sebagai bagian dari generasi muda yang bergabung di Sanggar Santanah, Lia menyampaikan apresiasinya atas kesempatan untuk berkarya dan berkontribusi dalam pelestarian budaya.
“Harapan saya, kehadiran Sanggar Santanah bisa menjadi pemantik semangat bagi generasi muda agar terus mencintai dan mewariskan budaya, tidak hanya di lingkup lokal, tetapi juga hingga ke kancah internasional,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Aloysius Hieng hadir bersama putra Kalebtus Hieng dan keluarga. Ia berpesan kepada Lia, yang juga merupakan keponakannya sekaligus pelantun lagu Mars Santanah, agar selalu mengingat akar budaya dan sejarah bangsa.
“Jangan pernah melupakan sejarah dan adat budaya warisan para leluhur, karena adat dan budaya adalah jati diri serta identitas bangsa,” ujar Aloysius Hieng.
Melalui Mars Santanah, Sanggar Santanah berharap dapat terus menumbuhkan kecintaan terhadap seni dan budaya tradisional di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda.
(Yuli)