BRN | Jakarta – 28 Januari 2023
Pengurus baru Dewan Pimpinan Pusat Al-Ittihadiyah, dengan selesainya kelengkapan organisasinya, dilantik hari ini, 28 Januari 2023, meneruskan estafet amanah sebelumnya. Berangkat dari kiprah historisnya sebagai pemrakarsa berdirinya Majelis Ulama Indonesia pada tahun 1975, Al-Ittihadiyah pada usianya ke 88
kini, menyatakan ikhtiarnya untuk merekatkan umat, berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk kemajuan bangsa.
Dalam ikut serta memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diamanatkan pembukaan UUD 1945, Al-Ittihadiyah telah tumbuh-kembang di seluruh pelosok Nusantara berlandaskan pada 3 (tiga) pilar utamanya, yaitu dakwah dan sosial, kaderisasi dan pendidikan, dan ekonomi. Ditengah tantangan bangsa yang makin kompleks, perubahan eksponensial di berbagai aspek kehidupan, dan gerak dinamis dunia, kepemimpinan baru Al-Ittihadiyah hadir menyesuaikan dengan tantangan zaman dan menapak ke masa depan.
Pertambahan penduduk, arus urbanisasi, dan ikhtiar manusia untuk meningkatkan kualitas hidup dalam tatanan masyarakat modern (Revolusi Industri 4.0, Society 5.0) akan mendesakkan kebutuhan pangan dan energi yang semakin besar. Penduduk dunia diperkirakan akan bertambah, dari saat ini sekitar 8 milyar, mencapai 9,7 milyar pada tahun 2050. BKKBN memperkirakan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2050-2060 bisa mencapai 450-480 juta, dua kali lipat dari sekarang. Dengan laju pertumbuhan 1,49% saat ini, setiap tahun penduduk Indonesia bertambah 4,5 juta orang, setara dengan jumlah penduduk Singapura.
Eksplorasi dan eksplotasi sumber daya alam untuk menenuhi kecukupan dan ketahanan pangan dan energi, di samping bisa membeli di antara keduanya, akan memberikan tekanan luar bisa pada lingkungan dan daya dukung bumi secara keseluruhan. Hal ini perlu diseimbangkan, di satu sisi kebutuhan dasar akan kemaslahatan masyarakat terpenuhi, di sisi lain sumber daya alam dan lingkungan dapat dilestarikan untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Dalam konteks seperti inilah, Al-Ittihadiyah merumuskan program FEED+ the Nation, untuk mewujudkan program kerja nasional menuju 100 tahun Al-Ittihadiyah pada tahun 2035. mewujudkan gagasan FEED+ the Nation mencakup berbagai dimensi ekonomi, sosial, dan politik. Hal ini melingkupi program ketahanan pangan (Pangan) dan energi (Energi) sambil mengupayakan kelestarian lingkungan (Environment). Diatas semua itu, marwah dan harkat (Martabat) bangsa ini harus diawasi dan ditingkatkan dibawah kepemimpinan nasional yang amanah, kompeten dan ber-integritas.
“Dengan 3 (tiga) pilar membangun kekuatan umat untuk kemaslahatan masyarakat dan kemajuan bangsa, Al-Ittihadiyah memberikan penghidupan kepada negara-negara yang terkandung dalam program FEED+ The Nation. Pada ujungnya, rakhmat buat semua lapisan masyarakat, sebagai perwujudan esensi dari rahmatan lil alamin”, ujar Ir. H. Nuruzzaman, Ketua Umum DPP Al Ittihadiyah.
Aspek D+ lainnya pada gagasan FEED+ the Nation mencakup permasalahan yang perlu ditelusuri dan agenda yang perlu dikedepankan. Tantangan menjadi berlipat ganda ketika arus urbanisasi semakin ekspansif pada banyak kota di Indonesia dan negara berkembang lainnya. Ini menimbulkan masalah baru terkait kesehatan yang endemik, psiko-sosial, partisipasi politik, dan potensi ketimpangan (Disparitas) hukum, akses dan inklusi finansial. Dengan kerinduan akan kehidupan berbangsa yang lebih bermartabat dan kepemimpinan nasional
yang amanah, akan mengikis keterbelahan akut yang terjadi selama ini, dan lebih memaknai dengan baik, bijaksana dan cerdas keberagaman (Diversity) yang ada.
Kehidupan politik, yang menghasilkan sekat-sekat sosial dan sekaligus ruang ekspresi yang lebih luas,
harus ditata dengan prinsip dan penerapan demokrasi (Demokrasi) yang lebih baik dan berkeadilan. Perlu
diketahui bahwa adopsi teknologi digital (Digital) secara komprehensif dengan tatakelola yang baik akan meningkatkan kualitas demokrasi. Selain itu tentunya akan melahirkan inovasi, mendorong pertumbuhan bisnis, dan memberikan efisiensi pada segala aspek kehidupan manusia, serta membuka peluang baru yang kreatif menjadi mungkin. “Berbagai aspek tercakup dalam FEED+ The Nation, yang akan dijabarkan dengan program nyata yang implementatif untuk kemaslahatan umat dan masyarakat umum”, tambah Sekjen.
DPP Al-Ittihadiyah, H. Mangesti Waluyo Sedjati. Masa depan bangsa akan banyak ditentukan oleh generasi muda. Oleh karena itu, Dividen Demografi yang masih perlu diperdayakan dan disegerakan pemanfaatan strategi untuk mempersiapkan generasi emas masa depan. Ini sejalan dengan kaderisasi dan pendidikan yang holistik, inklusif, dan transformatif.
Pandemi global Covid-19 telah memberikan tantangan berat selama ini, namun sekaligus juga meniscayakan transformasi digital, yang meluas dan tidak terelakkan. “FEED+ the Nation akan kita rinci dan kembangkan lebih lanjut, dengan pengayaan dari para dewan pakar dan berbagai pihak — termasuk aspek sinergi kaderisasi generasi muda dan pemanfaatan strategi digital dan teknologi untuk masa depan”, imbuh
H. Agus Wicaksono, Ketua DPP Al-Ittihadayah yang menginisiasi dan mengkoordinasikan rumusan program ini. Lingkungan yang sehat, polusi yang menurun, dan upaya Dekarbonisasi, berbarengan dengan hal di atas, akan membuka ruang segar untuk masyarakat hidup sehat. Secara fisik, dibarengi dengan ‘makanan’ rokhani yang proporsional dan masyarakat bisa mendapatkannya tanpa rasa takut dan rasa curiga yang tidak wajar memberikan peluang dan jalan untuk tidak lupa bahagia. Jadi, FEED+Nation, Stay Healthy and Be Happy selayaknya menjadi acuan pemimpin bangsa ke depan.
*(LI)