October 18, 2024

Jakarta|Beritarakyatnusantara.com –

Pagi ini digedung yang megah dan baru renovasi, teater besar Taman Ismail Marzuki Cikini Jakarta digelar Kongres Perempuan Indonesia.
Hadir perempuan dari berbagai daerah yaitu : Sumatra Barat, Sulawesi tengah, Sulawesi Selatan, Papua, juga komunitas perempuan di Jabodetabek.

Rabu (07/09/2022) diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya acara dimulai.

Dr.dr.Siti Fadilah Supari.Sp.JP(K) mantan menteri kesehatan era Kabinet Indonesia Bersatu membuka kongres Perempuan Indonesia.

Dalam sambutan beliau, “kita patut bersyukur bahwa hari ini terlaksana kongres yang sudah lama kami gagas bersama Hj.Dr.Chandra Motik SH MSc.
Mengapa perempuan, yang punya chemistry yang sama dalam mencintai negeri ini.

Anda hadir dari daerah dinegeri ini meluangkan waktunya, untuk satukan pemikiran dan tekad untuk bersama berjuang memperbaiki nasib bangsa ini kedepan.

Karena negeri ini ahli waris anak cucu kita yang terlahir dari rahim kita, sudah tentu sangat penting melestarikan alam linkungan.”

“Meskipun kita sudah merdeka 77th masih banyak anak-anak terlantar dalam kemiskinan.
Ibu-ibu yang harus bekerja terpaksa tinggalkan anaknya yang masih perlu perawatan.

Kita perempuan yang concern terhadap perjuangan berkumpul disini, memberi usulan bagi kemajuan anak bangsa.”

Penggagas kongres kedua Chandra Motik juga sepaham dalam keprihatinan perempuan Indonesia, semoga melalui kongres ini, peradaban perempuan terangkat, demi sejahtera dimasa yang akan datang.

Lulusan Berlitz Sprach Schule Desseldorf~Jerman Barat dan negeri Paman Sam mendapat gelar PhD dari Kennedy-Wester University tersebut beliau adalah pribadi yang sangat peduli atas dunia kemaritiman negeri ini.
Pencapaian bidang hukum tidak diragukan, karena punya Law Firm yang didirikan saat ini bernama Chandra Motik Yusuf & Associates.

Hadir juga para nara sumber dari luar Jawa yaitu Eva Susanti H.Bande S.Sos, kelahiran Luwuk Sulawesi tersebut aktifis agraria.
Menelisik keadaan perempuan diarena konflik agraria didesa-desa.
Ada juga Aleta Kornelia Baun dari Nusa Tenggara Timur.
Menjadi musuh perusahaan tambang dari sejak 1996 tanpa kenal pamrih, semua demi menjaga hutan kita yang tercinta.
Merawat alam menyelamatkan kehidupan.
Memberi peluang perempuan mengelola lahan hutan demi kesejahteraan keluarga.

Ada juga Irma Natalia Hutabarat S.S aktifis senior yang berjiwa sosial.
Dan ada lagi perempuan dari perbatasan Kalimantan dengan Malaysia Hendrika yang cantik, ada Nining Elitos Srikandi aktivis buruh Indonesia.
Semua narasumber perempuan tangguh dan pemberani untuk bangsanya, Indonesia.

Dalam kongres perempuan Indonesia terbagi 4 komisi yaitu ;
Komisi 1 ; merekomendasi pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Komisi 2 ; tentang lingkungan hidup.
Komisi 3 ; agraria.
Komisi 4 ; penegakan hukum dan HAM juga ketenagakerjaan.
Pertemuan Perempuan Indonesia dan bangsanya sukses digelar.

(Christy).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *