November 21, 2024

JAKARTA| Beritarakyatnusantara.com-Selasa (09/08/2022) – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) bekerjasama dengan Tentara Nasional Republik Indonesia (TNI RI) gelar seminar dan diskusi tentang Peningkatan indeks literasi masyarakat Indonesia untuk kesejahteraan serta agenda penandatanganan nota kesepahaman antara perpustakaan nasional RI dengan tentara nasional Indonesia tahun 2022. Dengan tema, “Penguatan Pertahanan dan keamanan di era globalisasi melalui budaya literasi.”

Hadir dan sebagai Keynote Speech pada acara tersebut adalah Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Drs. Syarif Bando, MM Kepala Perpustakaan Nasional RI. Serta moderator Herlina Mustikasari (Ketua 2 PP GPMB) dan Brigjen TNI Rusmili, SIP MSi (Kepala Pusat Sejarah TNI). Serta narasumbernya Letjen TNI Mohamad Sabrar Fadhilah (Wakil Gubernur Lemhannas RI), Letjen TNI Bambang Ismawan SE.MM ( Komandan Kodiklat TNI).

Herlina Mustikasari, Ketua 2 Pengurus Pusat Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (PP GPMB) mengatakan bahwa dirinya di undang hadir di acara ini sebagai moderator. Karena dirinya adalah sebagai Ketua 2 Pengurus Pusat Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (PP GPMB) wilayah Tangerang Selatan.

“Saya diminta ikut jadi moderator karena saya juga pengurus pusat gerakan Pemasyarakatan minat baca GPMB sebagai ketua 2. dan GPMB adalah Mitra perpusnas dalam membudayakan minat baca di seluruh Indonesia, “terangnya saat wawancara dengan awak media bertempat di Lantai 2 Gedung Perpustakaan Nasional RI, Selasa (09/08/2022).

GPMB sendiri menurut Herlina sudah cukup lama berdiri yaitu didirikan pada tanggal 25 Oktober 2001 dimana saat ini memasuki usia yang ke 21 tahun,” ucapnya.

Menurut Herlina sebagai moderator di acara ini ada beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu bahwa literasi itu ada di semua aspek jadi kita enggak bisa bilang bahwa literasi hanya baca dan tulis saja. karena ternyata dari kita bangun tidur pun sudah terekspos dengan literasi mulai dari literasi teknologi. Contohnya bagaimana cara untuk membuat air panas atau air dingin, kalau kita tidak mengerti akan literasi tentu akan membingungkan. Begitupun contoh sederhana seperti tenaga kerja kita yang dikirim ke luar negeri karena mengalami hal yang tidak enak sebab majikannya merasa dia tidak mumpuni dikarenakan kurang menguasai tentang literasi.

Lanjut Herlina mengutip apa yang disampaikan oleh Kepala perpustakaan dalam sambutannya bahwa literasi itu ada lima tingkatan. Dimulai dari dasar sampai kepada yang terakhir itu bagaimana dia dapat mempunyai pengetahuan yang sangat dalam terhadap sesuatu sampai terbitlah sebuah Inovasi atau kreativitas untuk berkarya, baik berupa barang maupun jasa. dan karya itu dapat bersaing di tengah dunia global.

“Yang akhirnya ujung daripada literasi dan perpustakaan sudah mengeluarkan literasi berbasis infusi sosial jadi masyarakat bukan hanya diajarkan untuk tahu tapi bagaimana mempraktekkan itu untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup,” tuturnya.

Herlina kembali menambahkan bahwa seperti apa yang dirinya sampaikan dalam kesimpulan bahwa ternyata kerjasama didalam pertahanan negara melibatkan semua pihak dan semua harus bergandengan tangan. Termasuk di dalam pembudayaan literasi, kalau masyarakatnya literatur pasti ancaman-ancaman juga akan berkurang. Terutama ancaman dalam masalah idiologi seperti ancaman ancaman lainnya dan radikalisme akan berkurang. Begitupun Hoax akan menurun, “tuturnya.

Herlina berharap dan optimis dengan kegiatan ini dimana masyarakat Indonesia akan makin literatur. Disamping itu juga dengan banyaknya kerja sama yang dilakukan perpustakaan akan membantu mengurangi ancaman-ancaman militer yang dihadapi,” pungkasnya. (Chrty).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *