BRN | BOGOR – Komunitas Rumah Anak Bumi (RAB) Membangun “4 Desa Kreatif Berbasis Budaya” di Kecamatan Parungpanjang untuk menumbuhkan ekonomi dan Sumber Daya Manusia di masyarakat dan bertepatan pada Hari Jadi Kabupaten Bogor (HJB) ke 541 tahun, di Perumnas 1 Desa Cibunar, (03/06/2023).
Empat Desa Kreatif ini meliputi : Desa Jagabita (Kerajinan Tangan Bambu), Desa Cibunar (Kerajinan Pengolahan Bank Sampah) Rumah Cinta Bumi, Desa Lumpang (Kerajinan Limbah Ban Mobil Bekas) dan Gintung Cilejet (Kerajinan Tangan Bambu dan Rajut).
Sebelumnya, RAB sudah mulai membangun kerajinan tangan Bambu di Desa Jagabita sabtu kemarin tanggal 27 mei 2023 dan saat ini sedang dibangun kerajinan Pengolahan Bank Sampah di Desa Cibunar (Rumah Cinta Bumi).
Menurut Founder RAB Ridwan Manatik, ide dan gagasan ini sudah tercipta sangat lama, dan baru bisa direalisasikan saat ini.
“Sebetulnya ini gagasan sudah cukup lama ya, gagasan bagaimana Desa-Desa itu menjadi mandiri awalnya, akan tetapi kita bicaranya Desa Kreatif, nah kita coba hal itu kita bahas dan riset, dan setelah riset agar tau potensi Desa di Parungpanjang ada 4 Desalah yang bisa mulai kita bangun,” tegas Ridwan Manatik kepada wartawan, Senin Siang (05/06/2023).
Ia mengharapkan dalam waktu 3 – 5 tahun kedepan akan konsisten mendampingi Desa-Desa Kreatif Berbasis Budaya di Kecamatan Parungpanjang dan bisa Se – Kabupaten Bogor maupun Nasional.
“Harapannya adalah adanya konsistensi, sampai 3 – 5 tahun kedepan kita akan pendampingan karya seperti ini, dengan cara pendekatan secara kebudayaan,” harapnya Ridwan Manatik.
Hal Senada diungkapkan Kepala Pusat Studi Reka Rancang Visual dan Lingkungan yang merupakan Dosen Seni Rupa Universitas Trisakti Dikdik Adikara Rachman atau yang sering disapa Adikara, menurutnya pelatihan ini adalah kerja budaya.
“Pelatihan ini adalah kepingan dari kerja budaya, budaya itu kan besar, salah satu kerja budaya itu kita bicara manusianya dong karena sentral, manusia jaman sekarang kan harus bertahan hidup ya karena ukuran di era modern saat ini adalah kesejahteraan ada kaitannya dengan income (pemasukan), jadi ini namanya pemberdayaan ekonomi masyarakat dan basis dalam pemerdayaan ini adalah berdasarkan potensi desanya, kedua interaksi masyarakat terhadap potensi desa itu,” tuturnya Adikara, Senin Siang (05/06/2023).
Setelah dirinya melakukan riset lapangan di Kecamatan Parungpanjang, dan ternyata ada 4 desa yang layak didampingi untuk menjadi Desa Kreatif Berbasis Budaya.
“Setelah saya riset akhirnya dari 11 desa yang paling terukur yaitu ada 4 desa dan ada 7 desa tidak kita angkat karena soal biaya terlalu besar dan pembentukannya perlu waktu yang lama,” kata Adikara.
Adikara mengharapkan masyarakat di Kecamatan Parungpanjang bisa lebih kreatif dan tidak kalah dengan perubahan zaman.
“Mereka mandiri dan kreatif tidak kalah oleh perubahan zaman, walupun suatu ketika Parungpanjang itu sudah tidak adalagi sawah atau kebun, aka tetapi merrka bisa beradaptasi di lingkungan yang baru dengan cara berpikirnya, kemampuan teknisnya, memiki kepekaan merespon lingkungan di perubahan itu,” tambahnya Adikara.
Sementara itu, Koordinator Penata Kelola Perusahaan Madya Kementrian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Teddy Poernama yang membawa kerjasama PT. Pegadaian bersama Rumah Anak Bumi, dengan nama pentahelix.
“Ini Program pemberdayaan yang diinisiasi oleh Pak Ridwan Manatik di 4 Desa ya salah satunya Desa Cibunar, Pak Ridwan ini tidak bisa berdiri sendiri, dia Ia adalah salah satu elemen yang melaksanakan Program atau yang sering kita dengar kerjasama Pentahelix 5 (Lima Unsur) yaitu: Academician (Akademisi), Business (Bisnis), Community (Komunitas), Government (Pemerintah) dan Media (Publikasi Media). Biasa disingkat ABCGM,” jelas Teddy Poernama, Senin sore (05/06/2023).
Bahkan, yang menariknya di Program 4 Desa Kreatif ini melibatkan Universitas Trisakti, dan ini benar-benar keren, hal ini bisa terwujud karena di dalam program ini berdasarkan riset diawali dari capacity building, yang melibatan masyarakat Desa terlebih dahulu dengan keunikan masing-masing.
Lebih lanjut Teddy Poernama, dengan pendampingan tim Universitas Trisakti ini diharapkan bisa menjadi Produk Desa, dan jikalau dilihat pada hari ini tim Universitas Trisakti telah melakukan sosialisasi, edukasi kepada Ibu-Ibu, materinyapun luar biasa sampah bisa menjadi berlipat-lipat harganya, bahkan PT. Pegadaian mempunyai konsep bagaimana sampah menjadi emas dan mudah-mudahan bisa terwujud di Parungpanjang.
“Sebanarnya BUMN sendiri melakukan kerjasama tanggung jawab sosial dan lingkungan itu sudah banyak, cuma yang kali ini konsepnya yang mateng diawal, tujuan utama memang untuk peningkatan ekonomi di masyarakat dan ada tantangan yaitu mengajak masyarakat untuk ikut berkerjsama mangkanya perlunya ada lokal hero, kalau lokal hero disini kita anggap Pak Ridwan Manatik,” pungkasnya. (Harry/LI)